“Acha! Bangun! Cepet udah jam berapa nih,hari pertama kok kesiangan!”. Ah,suara mama selalu saja menganggu tidur nyenyakku,sejenak ku arahkan kepalaku ke arah jam beker kecil di meja. “Hah ? jam setengah 7 ?!”, Aku langsung bangun dan bergegas untuk mandi,selesai mandi aku langsung kembali ke kamar untuk memakai seragam baruku yang telah disiapkan mama. Lalu,aku segera pergi ke halaman rumah,tetapi kata Pak Iman,sopirku, mobil sedang mogok karena businya rusak.Sialnya karena badanku yang mungil ini tidak bisa mengendarai motor,terpaksa aku naik ojek. “Huh sial banget sih hari pertama!” gerutuku. Ya,ini adalah hari pertamaku bersekolah di SMA Arendelle, aku pindah dari SMA Teitan karena ikut ayahku berpindah tugas. Sesampainya di sekolah Aku buru-buru pergi ke ruang guru untuk menemui wali kelasku,namanya Bu Ningsih,dia adalah guru kimia di SMA Arendelle yang kebetulan mengajar jam pertama di kelas XI IPA 1 (kelasku) hari ini. Jadi aku masuk ke kelas bersamanya.
*Di kelas*
“Beri salam! Assalamualaikum
warahmatullahiwabarakatuh”, Ucap murid-murid ketika Bu Ningsih masuk.
“Walaikumsalam
warahmatullahiwabarakatuh”, Jawab Bu Ningsih
“Anak-anak,kita kedatangan teman
baru dari sekolah lain. Ayo nak perkenalkan dirimu!”, Pinta Bu Ningsih
“Hai,namaku Atika Marsha, kalian
bisa panggil aku Acha,salam kenal!”, Sapaku ramah
“Silahkan duduk Acha!”, Suruh Bu
Ningsih
Ada
3 bangku kosong,mungkin ada murid yang tidak masuk,sialnya lagi semuanya
laki-laki. Akhirnya aku memilih duduk dengan cowok yang kelihatannya cuek
ini,soalnya dari semua murid yang memperhatikanku,hanya dia yang cuek saja dan
tidak melihatku sama sekali.
“Aku duduk sini ya ? Boleh kan ?”,
Tanyaku pada cowok itu
“Duduk tinggal duduk”, Jawabnya
dengan logat bicara yang berbeda dari orang lain
“Buset ini orang jutek banget!”,
Gumamku dalam hati
Aku
memulai pelajaran dengan serius,tanpa berbicara sedikitpun karena belum
terbiasa,lagipula cowok di sebelahku diam saja,ya jadi aku juga diam,karena
penasaran,aku coba melirik-lirik kearah bukunya dan aku lihat ternyata namanya
“M.Rozzak Farhan”.
“Ngapain liat-liat ? Mau liat nama
gua ya ? Gua Farhan!” Bentaknya
“Oh” Aku hanya bisa berbicara begitu
karena aku kaget tiba-tiba dia berbicara sepeti itu
“Minjem penghapus dong!”, Sambungnya
“Nih”, “Huh,udah jutek,nggak modal
lagi!” Gumamku
*Bel Berbunyi,Aku tetap di kelas*
“Nggak keluar ?” Tanya Farhan
“Nggak,lagi males” Jawabku
“Oh,padahal di luar lagi musim
gugur, gua duluan”, Kata Farhan seraya keluar kelas
“Kenapa dia ngomong gitu ? Apa dia
juga suka musim gugur seperti aku ?”,Tanyaku dalam hati
“Hai! Ngelamun aja! Acha kan ?
Kenalin,gue Gio, cowok paling ganteng di SMA Arendelle!”, Sapanya dengan PEDE
“Hai,ah iya salam kenal, hahaha”,
Jawabku
“Eh bener loh haha, lu kok mau aja
sih duduk sama cowok basket yang dingin sama cewek itu ? Pasti karna dia
ganteng! Ya kan ?”, Tanya Gio
(Bergumam) “Hmm… Sudah aku duga dia
anak basket,postur badannya tinggi besar sih,3x ukuran badanku”.
“Cha ? hei! Ditanya kok ngelamun ?”,
Gio melambaikan tangannya ke wajahku
“Ah ? Sorry,nggak lah, justru karna
dia cuek gitu jadi ga bakal gangguin aku”, Jawabku
“Eh anak baru, kenalin, aye Rojali,asli
anak betawi,kalo mau beli nasi uduk sama emak aye aje,emak aye pan paling oke
bikin masakan betawi” Sapa Rojali
“Iya,salam kenal ya”, Balasku
“Yaudeh,yok Gi, kite ke kantin makan
nasi uduk enyak gue, elu ikut kagak Cha ?”, Tawarnya
“Engga, udah kenyang nih makan bekal
dari mama”, Jawabku
“Oh yaudah kita ke kantin dulu
ya,dah”, Ucap Gio sambil melambaikan tangan
“Daah” , Balasku dengan lambaian
tangan
Ternyata
ramah-ramah juga cowok-cowoknya sepertinya tidak seperti anak-anak cewek yang
daritadi memandangku sinis.
*Bel masuk berbunyi*
Lumayan
seru belajar disini,syukurlah aku juga mengerti pelajaran dengan baik. Tapi
daritadi Farhan tidak bicara kecuali mau minjem penghapus atau pensil. Bel
pulang berbunyi,Aku bingung bagaimana cara untuk pulang, tetapi untunglah, Gio
baik menawarkan diri untuk mengantarku pulang. Besoknya,aku datang pagi
sekali,sehingga banyak bangku yang masih kosong,jadi aku duduk di bangku yang
berbeda dari kemarin,supaya tidak sebangku dengan Farhan lagi, setelah menaruh
tas di kursi pilihanku,aku keluar kelas untuk pergi ke taman sekolah dan duduk
di bangku yang disekitarnya dipenuhi daun-daun yang berguguran. Aaaah betapa
indahnya musim gugur, daun-daun berjatuhan dengan eloknya. “Teng,Teng”, bel
masuk berbunyi, betapa kagetnya aku ketika masuk kelas ternyata Farhan duduk
disampingku “lagi”, dengan wajah “asem” aku berjalan ke bangku.
“Eh, lo suka musim gugur ?”, Tanya
Farhan
“Kok tau ?”, Tanyaku heran
“Nggak,biasanya cewek suka AUTUMN”,
Jawab Farhan sambil melengoskan mukanya ke depan.
“Oh gitu”, Balasku.
*Seminggu kemudian*
“Cha,rumah lo di mana ?”, Tanyanya
“Nggak jauh dari pasar,ada gang
sebelah masjid, terus ada rumah serba hijau,nah itu rumah aku”, Jawabku
“Ah ribet, nanti gua anter lo pulang
aja, gua ke kantin dulu, bye”, Ucapnya sambil meninggalkan kelas
“Eh, lo anak baru nggak usah deketin
Farhan ya! Jelas Farhan itu Kesatria gue! Ngerti ?”, Adelia cewek cantik
primadonna di SMA Arendelle melabrakku,aku pun hanya bisa diam.
*Farhan kembali ke kelas*
“Nih Cha, tadi gua niat beli satu tapi
nggak ada kembalian jadi gua ngambil dua”, Tawar Farhan sambil memberikan
sebungkus kue untukku.
“Hai Farhan, kamu laper ? Ngapain
beliin tuh cewek kue segala ? Nih buat kamu, khusus aku buat seharian
loh,dimakan yah” , Tawar Adelia sambil memberikan sekotak kue yang kelihatannya
lezat itu pada Farhan.
“Oh, makasih. Woooy! Ada yang mau
nggak kue enak buatan Adel, GRATIS kok!”, Farhan malah memberikan kue itu pada
teman-teman sekelasnya. Dan kontan saja teman-teman langsung merebut kuenya
sampai habis.
“Ihhhh !! Farhan! Itu kan buat kamu,bukan buat mereka”, Teriak Adel
“GUA GA LAPER! NGERTI NGGAK ? KALO
GUA LAPER GUA BISA BELI MAKAN SENDIRI!, Bentak Farhan sambil menggebrak meja.
Adel
langsung menangis dan pergi dari kelas, aku dan semua orang di kelas diam
tercengang melihat Farhan marah bak buaya kelaparan.
2
Bulan berlalu,hari demi hari Farhan mulai membuka mulutnya untuk berbicara
padaku, entah mengapa setiap aku berusaha menjauh darinya,dia seperti tidak
ingin aku pergi, dan sekarang, dia mulai tertawa,senang
bercanda,ngobrol,bertanya,bahkan pergi kerumahku dan mengantar-jemput aku
sekolah.
“Pulang ini nggak langsung kerumah
ya Cha”, Ujarnya
“Kenapa ?” , Tanyaku heran
“Gua mau ngajak lo pergi ke suatu
tempat”
“Kemana ?”
“Ah liat aja nanti, sekalian ada
yang mau gua omongin”
“Hmm.. Oke”
Bel
pulang pun tiba, Farhan mengajakku ke sebuah Gunung yang indah sekali, namanya
Gunung Dempo, disini terhampar kebun teh yang indah nan luas,dan air yang
sangaat jernih.
“Cha, gua mau minta bantuan lo”,
Farhan berkata sambil menunduk murung
“Iya,kenapa ? Kalo aku bisa,aku
pasti bantu kok”, Jawabku
“Tapi janji jangan pernah bocorin
hal ini ke siapapun!”, Ujarnya
“Janji”, Balasku
“Gua dulu punya pacar,namanya Maria,
gua sayang banget sama dia, sayangnya gua suka ngebut”
“Terus apa hubungannya ?”, Aku
bertanya dengan muka heran.
“Ya gua suka ngebut,waktu itu abis
hujan, jalan disini licin, gua ngajak dia jalan kesini,orang tuanya udah
ngelarang,tapi gua sama dia tetep aja nekat. Waktu jalan nggak disangka motor
ninja gua remnya blong, terus di jalan turunan nggak bisa berhenti dan ahkirnya
nabrak pohon, kepala gua kebentur keras dan tulang kaki gua patah, gua dibawa
kerumah sakit sama orang setempat,kata dokter sakit gua parah karena kena
syaraf otak,mangkanya gua ga sekolah setahun, waktu gua sadar, gua tanya gimana
keadaan Maria,tapi sialnya Maria nggak ketolong,karena udah kehilangan banyak
darah. Gua ga tau lagi harus gimana pas tau Maria meninggal,gua di cap PEMBUNUH
sama keluarganya Maria, dan gua udah nyoba beberapa kali buat bunuh diri tapi
selalu gagal. Mangkanya sekarang gua pindah kota dan jadi dingin sama yang
namanya cewek, gua gamau Adel dkk ganggu kehidupan gua lagi, jadi gua minta
tolong ke lo buat jadi pacar gua, tenang aja,semuanya cuma drama, bisa tolong
gua ?”, Ungkapnya lirih
“….” Aku membisu mendengar
ceritanya.
“Hm.. Iya tapi inget, CUMA DRAMA!”,
Jawabku
“Makasih Cha,lo emang sahabat gua
yang paling baek”, Farhan memelukku lalu mengusap kepalaku.
Sebenarnya
aku bingung, kalau aku pura-pura jadi pacarnya, bagaimana sikapku nanti pada
dia ? dan bagaimana nanti respon Adel. Ah sudahlah demi menolong sahabat apapun
akan kulakukan.
*Keesokan harinya*
“Hai sayang!”, Farhan menyapaku di
depan teman sekelas dan Adel dkk
“Hai” , Jawabku
“What ? sayang ? kapan lo jadian ?”,
Sambar Adel
“Perlu banget ya lo tau ?, yuk Cha
kita ke taman aja, males disini ada nenek lampir haha”, Farhan tidak mengubris
Adel lalu mengandeng tanganku kearah taman sekolah.
*Di taman*
“Cha, nanti pulang ikut gua dulu ya”
“Cha, nanti pulang ikut gua dulu ya”
“Kemana lagi ?”, Tanyaku
“Ke resto kesukaan gua”, Jawabnya
“Ih ogah! Mana ada duit ?”, Ujarku
sambil menggembungkan pipi
“Ih elah! Gua yang bayar”, Sahutnya
seraya mencubit pipiku
“Eh cubit-cubit, Cuma boongan,
inget! Cuma boongan!”, Balasku kesal
“Ahah iya iya bawel,nanti pas jalan
ke kelas, tangan lo peluk pinggang gua ya”, Pintanya
“Whaaat ?” , Aku kaget
“Udah cepet, nih begini, aduh ini
tangan kecil amat. Yuk ke kelas,udah bel masuk”, Celoteh Farhan sambil
menggenggam tanganku ke arah pinggangnya yang besar itu.
*adel yang melihat aku memeluk Farhan
mukanya langsung memerah bagai kepiting rebus*
*Bel istirahat*
“Cha, aku ke lapangan basket dulu
ya, sebentar lagi mau lomba,jadi harus sering latihan”, Kata Farhan
“Oke”, Jawabku
Farhan
pun pergi,dan dikelas tinggal aku sendirian. Tak lama,Adel masuk,dia dan 3
temannya melabrakku, aku melawan, tetapi aku tidak kuat lagipula tubuhku kecil,
jadi mulutku disumpal sapu tangan,tangan dan kakiku diikat dan aku dikunci di
gudang sekolah.
*POV dikelas*
Ketika
bel masuk berbunyi dan Farhan kembali ke kelas, Ia bingung mengapa Acha tidak
ada, Ia telah bertanya kepada orang sekelas tapi tidak ada yang tahu. Ia curiga
kalau Acha diculik oleh salah satu orang yang mengaguminya karena cemburu
beritanya “jadian” dengan Acha sudah menyebar. Waktu bel pulang, Farhan
mencari-cari Acha di setiap sudut ruangan sampai sore, dan akhirnya dia
mendengar suara Acha yang menjerit-jerit sebisanya di dalam gudang. Farhan
mendobrak pintu gudang dan akhirnya menemukan Acha yang mukanya sudah putih
pucat karena lemas.
“Lu gapapa kan Cha ? Cha ?”,Tanya
Farhan dengan khawatir
“Nggapapa, aku.. aduh laper..”,
Jawabku
“Yailah dasar, ayo ayo kita makan,
nanti ceritain ke gua kenapa bisa begini.”
“I.. Iya”, Jawabku gemetar
Farhan
menggopohku ke mobilnya dan mengajakku ke Restoran yang lumayan mahal.Dia
memesan steak barbeque yang belum pernah aku makan sebelumnya.Aku makan sambil
bercerita kalau aku bisa dikunci di gudang karena Adel,kelihatannya dia sangat
marah pada Adel,tapi aku mencegah rencananya untuk melabrak Adel.Lalu Dia
berjanji akan berada terus disampingku untuk menjagaku tetap aman.
“Lo itu tanggung jawab gua,jadi
secara ga langsung ini juga kesalahan gua”,Ucapnya padaku. Aku sempat bengong
mendengar Farhan berbicara seperti itu,karena baru kali ini aku makan berdua
sama cowok.
“Hmm..”, Jawabku sambil mengangguk.
Esoknya,dan
sampai 3 bulan hubungan “pura-pura” kami berlalu, kami semakin mesra,bahkan
lengket bagai amplop dan perangko,dimana ada aku,pasti ada Farhan,Farhan yang
memperlakukanku dengan mesra juga makin membuat fansnya iri.Sampai memasuki
semester 2, ada lagi murid baru dari kota lain, namanya Mario,dia dari kelas
sebelah, sewaktu aku kembali dari wc, aku berpapasan dengan dia,dia
melirikku,lalu mengikutiku sampai ke kelas,orangnya memang lumayan,tidak kalah
dengan Farhan,tapi dia sedikit gila mungkin, dia mengikutiku ke kelas sambil
berteriak-teriak “Hai cewek,mungil,unyu banget sihh,siapa namanyaa”, aku sampai
geli dia menatapku terus-terusan,aku mencari Farhan ke lapangan basket agar
Mario berhenti mengejarku.
“Siapa lo ? Ganggu-ganggu cewek gua
?”, Bentak Farhan
“Oh dia cewek lu ? buat gue aja
boleh nggak ?”, Jawab Mario dengan santainya
“Udah diemin aja lah,orang stress.
Kamu aman kok sama aku”, Jelas Farhan padaku
Mario pun bernyanyi di depan
keramaian..
Ingin
kubunuh pacarmu
Saat
dia cium bibir merahmu
Di
depan kedua mataku
Hatiku
terbakar jadinya cantik
Aku
cemburu....
“Farhan ? haha tunggu aja tanggal
mainnya men!”, Tantang Mario
Mario
terus mengejarku setiap hari,tapi selalu tidak aku gubris. Sampai dia
mengajakku untuk bicara serius, dia menawarkanku pergi ke pameran lukisan di
tengah kota,karena aku suka lukisan,lalu aku ikut dengannya. Kami janjian di
taman tengah kota, dan dia menggandengku sampai ke pameran lukisan,sebenarnya
aku risih,karena orang tahunya aku pacaran dengan Farhan,tapi ternyata Mario
seru juga,dia punya “Gallery Room” sendiri di rumahnya,dan dia melukis sebuah
sunset yang sangat persis dengan aslinya,saat itu Mario juga bilang tentang
perasaannya padaku,dan menyuruh aku putus dari Farhan,aku bingung,aku mulai
suka pada Mario karena dia lebih romantis, tapi apa kata orang kalau aku putus
dari Farhan ?. Farhan yang merasa aku telah berubah lalu melabrak Mario di
kelasnya.
“Berhenti gangguin cewek gua! Cewek
disini banyak, Acha punya gua,gausah ganggu dia!”, Bentak Farhan
“Cewek lu cantik,imut,asik,mending
buat gue aja haha. Iya kan Cha ?”, Tantang Mario sambil menatapku.
“Enak aja lo kalo ngomong!”, Farhan
melayangkan bogem mentahnya pada Mario
“Ahh! Oke Farhan,kalo lo emang gamau
cewek lo jadi punya gue,besok siang dateng ke parkiran Losmen Cenderawasih.
Karena gue tau,lo punya rahasia kelam… yang udah lama lo umpetin! Yakan ?”
,Tantang Mario pada Farhan.
(Farhan langsung menatap kearahku
dengan tatapan marah)
“Oke gua terima!”, Jawab Farhan
sanggup
(Farhan langsung menarik tanganku ke
kelas,dan ketika pulang dia mengajakku ke taman yang sepi)
“Lo bilang apaan ke Mario hah ?”,
Bentak Farhan
“Ng.. Ngga,ngga bilang apa-apa sama
sekali”, Jawabku takut
“BOHONG!”, Bentaknya lagi
“Sumpah! Aku ga bohong!”, Bentakku
“GAK MUNGKIN MARIO NGOMONG GITU KALO
LO GA BILANG MACEM-MACEM!”, Gertaknya
“TERSERAH LO!”,Lalu aku berlari
kencang sambil menangis dan pulang naik angkot,aku berganti-ganti angkot karena
tidak tahu jalan,sekitar jam 06.00 sore aku baru sampai rumah.
*Dirumah*
“Kakak dari mana aja sih baru
pulang! Mama nyariin tuh!”, Teriak adikku, Icha
“Acha! Kamu tuh ya ! .. Eh anak mama
kenapa kok nangis ?”, Tanya mama
“Nggak tau ma,biasanya pulang sama
pacarnya eh ini malah nangis”, Celetuk Icha polos
“Nggapapa,Acha mau ke kamar dulu!”,
Tegasku
Aku
tidak keluar kamar daritadi, sampai Icha mengetuk-ngetuk kamarku.
“Kakak,kakak, ada pacar kakak nih
buka dong!”, Teriak Icha
“Ogah! Suruh aja pergi!”, Sahutku
“Cha, maaf ya,maaf”, Balas Farhan
dari balik pintu
“Nak,keluar ini kasian si Farhan
nungguin”, Bujuk Mama
Akhirnya
mama membuka pintu kamarku menggunakan kunci duplikat,dan akhirnya aku pergi
dengan Farhan atas paksaan Mama.
“Cha,maafin gua ya,maaf. Gua khilaf
tadi, Gua janji gabakal ngulang kaya gini”, Pintanya lirih
“Ya,tapi kalo lu ngulang lagi,gue
janji gue gabakal mau kenal lo lagi!”, Jawabku marah
“Iya,iya. Mau eskrim ?”,Tawarnys
“Nggak!”,Tolakku
“Yaudah,kalo gamau kita pulang
aja”,Godanya
“Ah terserah!”
“Hahaha, ayo-ayo kita beli eskrim”,
Tawanya geli.
Aku
makan eskrim banyak sekali,mungkin bawaan kesal.Esoknya hariku berjalan mulus,
dan hubunganku dengan Farhan tetap baik-baik saja.
*POV Farhan & Mario di Parkiran
Losmen Cenderawasih*
“Hello Farhan sang penakluk ? eh
pembunuh! Oopsss”, Ledek Mario
“Maksud lo ?”, Farhan bingung
sekaligus takut Mario mengetahui rahasia kelamnya
“Maria ?”
“….”, Farhan terdiam
Mario
langsung mengambil balok kayu yang ada di dekatnya dan memukuli Farhan,dan
Farhan membalasnya.
“Lo bisa tau dari mana ?”, Tanya
Farhan
“Gue ? Gue Sepupunya Maria,SETAN!”,
Bentak Mario
“Oh,jadi begitu.. Berarti Acha gak
salah,lo boleh bunuh gua”, Kata Farhan sambil mengeluarkan pisau kecil dari
kantongnya
“Oh begitu hahaha”, Mario mengambil
pisau itu tetapi dibuangnya
“Sorry,gue bukan pembunuh,gue Cuma
mau balesin dendam gue,karena Maria itu sepupu kesayangan gue,gak nyangka aja
dia bisa mati ditangan lu, semua udah selesai,lu udah sekarat,gue balik dulu.
Oh ya, Acha buat gue ya! Makasih sebelumnya,bye”, Ucap Mario sambil tertawa dan
meninggalkan Farhan
“Kurelakan apa yang seharusnya tak kurelakan,ingin
hati ini menolak,tapi takdir tidak bisa ditolak, TUHAN,APA INI UJIAN ?”, Jerit Farhan dalam hati.
*POV Acha*
Jam
sudah menunjukkan pukul 06.30 pagi, biasanya Farhan sudah menjemput,tetapi
bukan Farhan,melainkan Mario,dia menjemputku ke rumah,aku melihat dia sudah
babak belur,saat aku tanya kenapa, dia hanya menjawab “Gue abis latihan tinju”.
Hari ini Farhan tidak masuk sekolah,aku terus mengkhawatirkannya tetapi saat
aku hubungi dia,tidak ada respon,saat aku coba ke rumahnya juga tidak ada
orang,aku semakin bimbang.. Mario terus mendesakku agak aku mau
menerimanya,tapi disisi lain aku masih mengkhawatirkan Farhan,karena rasa..
Rasa yang perlahan-lahan menyelisip.. dan tertanam,di hati kecilku ini…
Sebulan
berlalu,Aku masih mengkhawatirkan Farhan,tapi dia semakin tidak ada kabar,rasa
itu semakin pudar seiring hadirnya Mario dalam hidupku. Pagi itu, Farhan
sekolah,aku lihat dia sehat-sehat saja,tetapi dia kembali menjadi dingin
seperti semula,tidak seperti biasanya yang hangat padaku. Dia duduk
disampingku,tetapi dia diam saja,sampai aku yang bicara.
“Han ? Kamu kemana aja ? Sebulan ngilang,nggak ada kabar sama sekali”
“Nggapapa,kangen ya ? hahaha”, Ledek
Farhan
“Aku serius!”, Jawabku kesal
“Nanti gua ceritain, besok kan minggu,lu
tunggu aja di depan rumah sekitar jam 05.00 subuh”, Suruh Farhan
“Ngapain ?”
“Udah liat aja nanti”.
*Besok subuh dirumah Acha*
“Aduh
untung alarm nyala jam 04.30 ,mandi dulu deh abis itu siap-siap!”. Setelah
mandi dan siap-siap aku menunggu di teras rumah, dari kejauhan aku mendengar
suara motor ninja seperti suara orang balapan,motor itu ngebut dan tepat
berhenti di depan rumahku.
“Cha,ayok!”
“Hah ? Pake ninja ?”
“Iya, seminggu yang lalu gua
mesen,gua mau buktiin ke Mario,kalo gua bisa bawa lo ngebut pake ninja dan
pulang dengan selamat”, Jelasnya
“Emang ada masalah apa sama Mario ?”
“Mario itu sepupunya Maria,udah naik
cepet”
“A.. apa ? Serius ?”, Aku sangat
kaget ketika tahu Mario adalah sepupu Maria.
“Iya,dua rius, gua ga masuk sekolah
karna gua babak belur sampe sekarat waktu berantem ngerebutin lo!”, Tegasnya
“Ngerebutin gue ?”, Tanyaku seraya
naik ke motor Farhan
“Udah! Pake nih helm,gausah banyak
omong, tangan lo peluk gua erat-erat,jangan banyak gerak, paham ?”
“Hem..” ,Jawabku sambil mengangguk
Farhan
membawa motornya ngebut,aku tidak tahu berapa kecepatannya,tapi yang jelas
ketika aku ingin menatap jalanan, yang ada kepalaku malah ikut melayang, jadi
aku tidak bisa banyak bergerak,yang aku tahu, Farhan menerobos lampu merah dan
menerobos rel kereta api yang akan segera menutup, lalu dia menyalip truk dan
mobil-mobil besar sambil berkata “ACHA! GUA SAYANG LO! JANGAN TINGGALIN
GUAAAAAA!” mungkin aku salah dengar karena motor terlalu kencang,tak lama
kemudian kami sampai di taman kota.
“Alhamdulillah gua bisa bawa lo
dengan selamat! GUA BERHASIL!”, Teriaknya seraya memelukku
“Cha, jangan pergi ya, gua gamau
kehilangan orang yang gua sayang untuk kedua kalinya,lo boleh pergi sama Mario
kalo lo suka, tapi jangan tinggalin gua”, Ucapnya sambil terisak
“Iya,aku bakal ada terus kok, tenang
aja, Mario itu aku anggep angin lalu, yaudah jangan nangis”, Aku menyeka air
matanya yang hampir keluar
“Ngga nangis kok hahaha,bodoh!”,
Ledeknya sambil memukul kecil kepalaku
“FARHAAAAN!!!!”, Aku pun mengejarnya
untuk membalas pukulannya itu,aku pun memukulnya,dan dia menggendongku ke motor
dan mengajakku pulang.
Atas jarum-jarum jam yang berdetik, waktu bergulir. Sang bulan lengser, matahari
berkuasa. Dan ribuan detik lewat, tak bisa diputar kembali.Kita tidak perlu melihat
masa lalu yang kelam,biarkan saja kejadian yang sudah biarlah terjadi, hari ini lakukanlah yang
terbaik,hari esok rencanakanlah yang lebih baik #Annisa Adila
Akhirnya Farhan dan Acha kembali dengan rasa bahagia dan hubungannya yang
baru.
*THE END*
Akhirnya Farhan dan Acha kembali dengan rasa bahagia dan hubungannya yang
baru.
*THE END*
0 komentar:
Posting Komentar